Pelaksanaan Seminar Kurikulum 2013 Revisi

On Agustus 2, 2019

Bismillahirahmanirahim

Alhamdulilahi ladzi bini’mati tatimu sholihat, segala puji bagi Allah ’Azza wa Jalla yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanakan Seminar Kurikulum 2013 Revisi yang dilaksanakan pada:

  • Hari         : Kamis
  • Tanggal   : 11 Juli 2019
  • Tempat   : Sekolah Islam Terpadu Al Ihsan Legenda

 

Adapun Seminar Kurikulum 2013 Revisi bertujuan untuk Mengembangkan kecakapan guru dalam memfasilitasi pembelajaran tematik terpadu yang terintegrasi dengan PPK, literasi, 4C dan HOTs.  

Perbedaan dari RPP K13 edisi revisi 2016 dan perbedaan RPP K13 revisi 2017, RPP yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu PPK, literasi, 4C, dan HOTs.

Perbaikan atau revisinya adalah:

1. Mengintegrasikan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) di dalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas.
2. Mengintegrasikan literasi, gerakan literasi sekolah dimasukkan ke dalam pembelajaran.
3. Mengintegrasikan keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C, yaitu Creative, Critical thinking, Communicative dan Collaborative.
4. Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Ke-4 hal di atas memerlukan kreativitas guru dalam meramunya.

Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.

Pengintegrasian dapat berupa:

a. Pemanduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas);
b. Pemanduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. Pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;

Perdalaman dan perluasan dapat berupa:

  1. Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa
  2. Penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah;
  3. Penyelarasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, manajemen berbasis sekolah, dan fungsi komite sekolah dengan kebutuhan gerakan PPK.

Pengertian literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).

Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4C adalah jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning). Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan pendidikan keluarga.

Berikut dokumentasi kegiatan tersebut

Informasi & Berita
Media Resmi untuk Informasi dan Berita Yayasan al Ihsan as Sunnah Bekasi

Related Posts

Comments

0 Komentar