بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Alhamdulilahi ladzi bini’mati tatimu sholihat, segala puji bagi Allah ’Azza wa Jalla yang telah memberikan segala nikmat kepada kita semua. Kajian Kitab Ar-Rasul Al-Mu’allim (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Sang Guru) adalah kajian rutin bulanan yang diselenggarakan untuk Guru dan Karyawan Sekolah Islam Terpadu Al Ihsan Legenda. Adapun pemateri dalam kajian tersebut adalah Ustadz Musa Mulyadi Lukman, Lc. Pada pertemuan tanggal 7 November 2019 ustadz membahas tema Peringatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Ilmu yang Tidak Bermanfaat serta Karakter Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Dalam Aspek Pengajaran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ
“Ya Allah … aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud no. 1548, An-Nasa’i no. 5536, dan Ibnu Majah no. 3837. Hadits ini shahih.)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah guru dengan semua perilaku dan perkataannya. Doa beliau diatas merupakan pengajaran bagi setiap orang alim maupun semua orang yang sedang belajar, bahwa hendaknya mereka tidak mempelajari atau mengajarkan ilmu kecuali yang di didalamnya terdapat manfaat menurut timbangan syariat yang lurus dan mulia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kedudukan yang luhur dalam belas dan kasih sayang, meniggalkan kesulitan dan menyukai kemudahan, lemah lembut terhadap orang yang belajar dan antusias kepadanya, memberikan ilmu dan kebaikan kepadanya disetiap waktu dan kesempatan.
عَنْ أَبِيْ سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ: أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ لَيْلَةً، فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَهْلَنَا، وَسَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِيْ أَهْلِنَا فَأَخْبَرْنَاهُ، وَكَانَ رَفِيْقًا رَحِيْمًا فَقَالَ: ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ، فَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
Dari Abu Sulaimân Mâlik bin Huwairits, dia berkata, “Kami datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami adalah para pemuda yang sebaya umurnya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Ketika beliau merasa bahwa kami telah rindu kepada keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan, maka kami memberitahukan kepada beliau. Beliau adalah seorang yang raqîq dan rahîm (lembut, penyayang dan pengasih), maka beliau bersabda (kepada kami): “Pulanglah kepada keluarga kamu, ajarkanlah mereka, dan perintahkanlah mereka, dan shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat, dan apabila datang waktu shalat, maka azanlah salah seorang dari kamu, dan hendaklah salah seorang dari kamu yang lebih tua umurnya menjadi imam.”
Berikut dokumentasi kajian tersebut :
0 Komentar